January 20, 2011

PERKAITAN ANTARA GIGI DENGAN NYANYUK

Cuba anda ingatkan sesuatu,,, kunci kereta diletakkan dimana?, sudah solat zohor atau belum, Adakah anda tergolong dalam kategori mereka yang "mudah lupa". Lupa itu bagus kalau kena pada tempatnya, namun,,, Teruskan membaca ;~)

Mudah lupa merupakan gejala khas pada orang nyanyuk yang disebabkan oleh kerosakan sel-sel pada otak. Namun sebelum gejala itu datang bertandang kepada kita, proses kerosakan pada saraf otak sudah bermula. Gigi tanggal pada orang dewasa sering dikaitkan dengan keadaan kemunduran (berkurangannya) fungsi otak. Adakah anda masih mempunyai bilangan gigi yang normal? (32 batang)

Tidak seperti gigi susu pada anak-anak, gigi kekal pada orang dewasa tidak akan tanggal dengan sendirinya melainkan disebabkan sesuatu perkara yang lain. Salah satu faktor yang menyebabkan gigi tanggal adalah adanya masalah pada gigi dan mulut.

Ahli saraf dari Jepun, Dr Nozomi Okamoto dalam penelitian terbarunya menyatakan bahwa kedaan kesihatan gusi yang merupakan penyebab gigi tanggal berhubungan erat dengan risiko kenyanyukan. Penemuan ini dihasilkan setelah meneliti dan pengkajian dibuat keatas 6,000 warga emas berusai 65 tahun ke atas.

Menurutnya, infeksi yang terjadi di gusi boleh menyebabkan tindakbalas tertentu yang mengakibatkan radang. Tindakbalas ini dipengaruhi oleh aliran darah menuju tempat-tempat lain termasuk otak, yang akan menyebabkan radang di jaringan tersebut.

Radang yang terjadi di jaringan otak dapat menyebabkan kematian sel-sel saraf yang hampir seluruhnya berpusat di sana. Kerosakan pada saraf-saraf memori dan kognitif adalah penyebab utama kepada terjadinya nyanyuk pada orang dewasa maupun warga emas.

Dr Nozomi menyatakan bahawa, warga emas yang memiliki gigi yang masih lengkap (cukup bilangannya, 32 batang) mempunyai risiko paling rendah untuk mengalami nyanyuk. Sebaliknya, warga emas yang tidak punya gigi atau sudah kehilangan sebagian daripada giginya mempunyai risiko tinggi untuk menjadi nyanyuk dengan lebih cepat.

"Hilangnya reseptor-reseptor di sekitar gigi mempunyai kaitan rapat dengan matinya saraf-saraf tertentu di otak, yang nantinya menyebabkan berkurangnya fungsi kognitif," Hasil kajian Dr Nozomi seperti dikutip dari Healthday, Rabu (4/1/2011).

Hasil penelitian tersebut dapat dibaca dalam jurnal Behavioral and Brain Functions.

F.A.S.T. ;~)

No comments: