Kita boleh belajar dari sesiapa sahaja asalkan kita bersedia untuk menjadi murid. Seseorang yang tidak bersedia untuk menjadi murid, sampai bila-bilapun dia tidak akan menjadi guru.
Di satu petang akhir Bulan suci Ramadhan ada seorang ayah yang mengajak anaknya berziarah ke makam datuk dan neneknya. Setelah berziarah ke makam datuk dan neneknya, siayah mencari-cari lantas menghampiri makam yang lainnya. Lalu si ayah duduk di sisi makam tersebut. Si anak mengikutnya dari belakang. Menghampiri si ayah anak ini ingin bertanyakan sesuatu. Lalu si anak bertanya, 'Makam siapa ini ayah?'. 'Ini makam gurunya ayah,' jawab sang ayah. 'Apakah guru ayah waktu sekolah dulu? tanya anaknya. 'Bukan,' jawab sang ayah. 'Habis guru waktu ayah belajar dimana?' tanya anaknya kembali. 'Guru kehidupannya ayah. Dulu sewaktu ayah masih muda, orang ini mengancam akan membunuh ayah, karena ayah ketakutan, ayah berlindung kepada Allah SWT. Ayah menjadi rajin beribadah memohon perlindunganNya. Bukankah pengancam ini telah menjadi gurunya ayah?' jawab sang ayah.
Kebaikan adalah guru, keburukan juga guru. Pujian adalah guru, makian juga guru. Penghargaan adalah guru, ancaman juga guru. Apapun yang hadir di dalam hidup kita adalah guru kehidupan bila kita mampu memetik pelajaran dari setiap peristiwa yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.
Namun seringkali pujian, perhargaan, kebaikan membuat kita menjadi lupa daratan, sementara sakit, makian, ancaman, keburukan menjadikan kita lebih mendekatkan diri kepadaNya. Begitulah cara Allah SWT agar kita selalu ingat kepadaNya. Tujuannya cuman satu, agar kita bertaqwa kepada Allah SWT. Itulah makna Ziarah.
Sekadar ingatan, Jangan menziarah makam di pagi hari Raya E'dul Fitri. Ziarah dan bermaaf-maafanlah kepada ibu bapa, sanak saudara, handai taulan, jiran tetangga yang masih hidup dahulu. Kalau nak ziarah makam, pergilah sebelum pagi hari raya.
Wassalam,
dipetik daripada Blogger SIM (agussyafii).
;~) F.A.S.T.
No comments:
Post a Comment